Selasa, 28 September 2010

Wayang Orang - Lakon " Rama Parasu "

Malam Minggu, Tanggal 18/09/2010



Saya menghabiskan malam minggu menonton Pagelaran Seni Wayang Orang,dengan lakon " Sang Rama Parasu ", di Gedung kesenian Jakarta. Gak tanggung- tanggung, saya di buat takjub selama lebih dari 4 jam duduk manis di kursi yang nyaman dan suhu AC yang bersahabat.

Kalau anda kenal pribadi saya yang urak- urakan dan kadang suka seenaknya, pasti sulit membayangkan saya memakai kemeja Batik sopan dan pantofel, lalu " Mengajukan Diri " menonton jenis seni yang selama ini kita hanya " Tau Doang ", Tapi emoh kalau disuruh nonton. ( Sebelumnya tidak tergambar dibenak saya, kalau Pertunjukan seni macam seperti ini memakan waktu pertunjukan diatas 4 jam dan harga tiketnya beberapa kali lipat dari nonton di Bioskop Reguler ) There you go ! ....

Seorang kerabat teman mendapatkan sebuah peran disana, gak tanggung- tanggung, beliau mendapat role - Dewa Khayangan ... Jadi saya dan seorang teman, bela- belain hadir. Beliau dikenal sebagai Perancang busana ternama, dan taste of art -nya ... well sebut saja " Diatas rata- rata" ( Meskipun saya sadar, - Seni sesungguhnya tidak punya Border )

Sesampainya di Gedung Kesenian, kami dipersilahkan nenggok dapur para pemeran yang lagi sibuk dimake up dan memakai kostum.

WOW ...

Sebagai anak haram Sastra Indonesia, sulit bagi saya mendeskripsikan keadaan riil ketika saya berada di backstage. Bayangkan saja kira- kira mirip persiapan Moulin Rouge nya Hollywood. Makeupnya mirip Wayang topeng Cina di mata saya, meskipun ya -  masing- masing seni jelas berbeda. MakeUp heboh dan kostum fantastis. Semua Pemeran Total !! ( Ya eyalah ... ini seni panggung gitu lho ... emangnya Sinetrooon ... ) ;p

Singkat saja, apa yang membuat saya betah nunggu 4 jam menonton seni yang pakaiBahasa Jawa Tulen, terus gerak gerik yang serba slow motion, dan Plot yang relatif lambat ?



Gini yah, Sang Penulis Naskah dan Sutradara bukan orang sembarangan. Beliau dikenal sebagai Maestro dibidangnya : Aries Mukadi. Jangan tanya saya CV nya ya, karena saya memang masih perawan disoal beginian, tapi bagi mereka pelaku seni, terutama seni Pagelaran Wayang Orang, beliau disebut sebagai Seorang Maestro

Pengiring musiknya ada selusin, lengkap dengan alat musik serba tradisional. Sindennya ada dua orang dengan teknik vokal, well kalau saya bilang mirip Celine Dion entar dikatain lebay ... ya pokoknya diatas rata- rata lah. Sound Systemnya dipikirin banget, jadi kita comfrot dan mudah terbuai. Panggungnya sederhana tapi penataannya kompleks. Pencahayaan beserta ilusi awan buatan dan eksterior " Khayangan " nya SUPER DIPERHATIKAN SEKALI. Praktis orang norak  kayak saya dibikin lebay mendadak selama 4 jam lebih.

Ilusi drama dibikin hidup dan menjadi- jadi di mata visual kita.

Jangan tanya saya ceritanya tentang apa, karena memang selama 4 jam pertunjukan saya gak ngerti jalan ceritanya sama sekali, yang seba Jawa Tulen semua. Tapi saya benar- benar terbuai dengan gerak koreografinya dan kostumnya itu lho .... persis Dewa Khayangan beneran ( Saya sempat mempelajari kebudayaan Tibet yang berbau Hindustani - Buddhist, jadi bisa rada sok tau ) Adalah benar, seni yang saya sedang tonton merupakan Asimilasi Hindu- Jawa, kalau gak ngerti apa maksud saya, bayangkan saja Budaya Hindu kaya Candi Borobudur tapi letaknya di Yogyakarta ... Paham maksud saya? ( Kalau tidak, ya mbok, mohon buka KBBI cari makna kata:Asimilasi )

Sekali lagi saya menjadi terdorong untuk menulis Notes tentang hal nyeni begini di Facebook. Meskipun saya tahu, ulasan saya sebenarnya belum mumpuni alias gakcapable, tapi saya tergerak bukan karena ada seorang teman yang bermain disana, bukan juga karena sang Direktur Utama Bank Mandiri dan BRI dijadiin petruk lantas " di obok- obok " diatas panggung, apalagi karena nama Sang maestro yang kenal aja enggak ... Tapi karena semata - mata saya terbuai. Saya dibuat jatuh cinta beneran akan seni macam ini. Dan Cinta seharusnya tidak membutuhkan kalimat panjang untuk dijelaskan bagi mereka yang sudah merasakan ......

Saya pernah sekali ikut pentas seni panggung yang serius ketika bekerja di Kapal Pesiar beberapa tahun lalu, dan guru saya pernah berkata : " Seni panggung sesungguhnya adalah seni menjadi diri anda sendiri disaat anda memakai topeng " Berlawan terbalik dengan konteks otak kita yang cenderung berusaha menjadi orang lain, justru disaat kita sesungguhnya tidak memakai topeng apapun ....



The Point of View,

Dean Lugisto

Minggu, 26 September 2010

Clay Art - Gramedia Matraman


DEAN FOUND HIS NEW TOY

Baru kali ini saya asik bercengkrama dengan SPG di Toko Buku Gramedia - Matraman. Saya tertarik dengan display clay ( Boneka dari lilin ) yang 100% Handmade !! Oleh saya, sang SPG ramah tersebut saya palakin kursus singkat !! ( Terima kasih banyak untuk senyum ramahnya dan kesabarannya dalam mengajar ) Hahahahaha .....

Tertantang mau nyobain karena apa kata riset yahoo.com, belajar sesuatu yang sulit dan bukan favorit kita, bisa menambah IQ dan EQ kita, berapapun usianya. Jadilah saya dan teman ikhlas gesek kartu kredit demi hobby baru kita ini. Barangnya tidak masuk kategori murah, tapi ya fine- fine aja, namanya aja hobby ....

Mata saya rada picek sekarang karena pelototin kerjaan saya dari sejam tadi, dan inilah hasilnya ....

Paling gampang bikin induknya, paling mampus bikin anaknya !

Ini yang paling gampang menurut saya, sukses dalam 15 menit saja

Hasil pikiran sendiri, jangan tanya kenapa saya pilih menu 'Laba- laba', just insting ....

Yang bikin susah karena medianya soft dan lembek sekali, salah sedikit harus ulang semua, dan tantangan buat saya adalah, HARUS SABAR dengan ukurannya yang saya sengaja buat super mini ( Biar hemaaaaat ... )


Udah ah, malam ini gak mau ngetik Blog lama- lama, saya mau lanjut belajar bikin clay yang lain .... Targetnya  10 tahun lagi mau bikin clay manusia, hahahahahha .....


THIS MY MY NEW TOY  !

Kamis, 23 September 2010

Komunitas Masyarakat Peduli Kolong Tol

  HAPPY ENGLISH CLASS



Pada silahturahmi Lebaran kemarin, saya diajak salah seorang teman yang juga bukan orang baru didunia kegiatan kemanusiaan. Olehnya, saya diajak untuk menengok kelas " Happy English " yang diusung kawan- kawannya ( Kalian  hebat oy!! ). Kelasnya unik, diadakan ditepat bawah kolong tol Penjaringan - Jakarta Utara. Tanpa bermaksud  'menjual makna kemiskinan', ijinkan saya bercerita sedikit. Para relawan ini tergerak hatinya untuk membantu adik- adik kita yang kebetulan hidupnya pas- pasan ( kalau saya bilang serba kekurangan, itu artinya kita kurang bersyukur ya ... ). Mereka mengajar Bahasa Inggris dasar disana. Kenapa Bahasa Inggris? gak Matematika ?, atau Bahasa Indonesia ?

Begini yang coba mereka tuturkan kepada saya, Bahasa Inggris dipilih karena mereka punya visi untuk membuka jendela dunia akan kehidupan yang lebih baik. Dan dalam prakteknya, agar anak- anak tertarik lebih jauh, disediakan ruang dimensi untuk akhlak dan budi pekerti disana. Saya tertegun dengan gaya salah seorang relawan yang telling story tentang seorang gadis cilik perempuan yang nakal beserta 3 beruang. Sederhana namun sarat makna. Anak- anakpun mampu mencerna maknanya dengan baik dari hasil pengamatan saya.

Kedepannya, komunitas ini berharap dapat memberdayakan kolong tol untuk kesejahteraan penduduk sekitar. Alhasil, lebih dari satu RW sudah bergabung mensukseskan program pendidikan ini. Ketika saya berkunjung kesana, saya terharu sekaligus bangga akan kreatifitas relawan dan adik- adik menyulap ruang yang kelam mendadak menjadi riuh berwarna. Bayangin aja, X - banner yang entah aslinya buat apa, ditempel sana- sini hingga tersulaplah menjadi X - banner " Happy English ", kalo boleh mengutip kata WWF, mereka sudah menjalankan program reduce - reuse - recycle. hehehe ....



    Ini foto banner sulapan mereka yang saya ceritakan

Terdapat lebih dari 100 anak dari hasil pengamatan saya, anak- anak tersebut dibagi perkelas sesuai tingkatannya. Masing- masing kelas diajar oleh seorang guru ( yang luar biasa antusias ). Antusiasme ini dengan cepat menular kepada anak- anak. Tidak sedikit dari mereka yang bertanya berulang- ulang dan menunggu jawabannya dengan sabar ( di sd mereka seperti ini gak ya suasananya ? )

Saya sadar belum mumpuni alias belum capable kalau disuruh komentari lebih jauh tentang kegiatan mereka, maka sisanya biar gambar yang berkata- kata ....



    Anak- anak dibagi per kelompok dan beralaskan terpal


 
    Orangtua juga turut belajar agar bisa diaplikasikan dirumah




    Antusiasme anak dalam belajar.


 
    Ada seberkas cahaya harapan didalam kolong tol ini.

Bagi anda yang kebetulan membaca Blog ini, dan tertarik untuk menjadi relawan pengajar, bisa menghubungi saya lewat Yahoo Messanger yang saya terakan dikolom atas sebelah kanan Blog ini, atau bisa juga melalui Facebook saya, atau Facebook Happy English.

Mereka masih sangat membutuhkan relawan dalam mengajar.

Semoga Bermanfaat.

 


Rabu, 22 September 2010

Sutra Kasih Yang Mendalam Dari Orang Tua Dan Kesulitan Membalasnya




Pada waktu itu Tathagata memakai delapan macam suara yang sangat dalam dan bersih, seraya berkata kepada kumpulan besar itu, "Anda semua harus mengetahui ini, sekarang akan kami jelaskan beberapa segi dari hal ini."


"Bila ada seseorang yang mengangkat ayahnya dengan bahu kirinya dan ibunya dengan bahu kanannya dan oleh karena beratnya menembus tulang sumsumnya sehingga tulang-tulangnya hancur menjadi debu, dan orang-orang tersebut mengelilingi Puncak Semeru seratus ribu kalpa lamanya sehingga darah yang keluar dari kakinya membasahi pergelangan kakinya, orang tersebut belum cukup membalas kebaikan yang mendalam dari orang tuanya".
"Bila ada seseorang yang selama waktu satu kalpa yang penuh dengan kesukaran dan kelaparan, memotong sebagian dari daging badannya sendiri untuk memberi makan orang tuanya dan ini diperbuatnya sebanyak debu yang di lalui dalam perjalanan ratusan ribu kalpa, orang itupun belum membalas kebaikan yang dalam dari orang tuanya"
"Bila ada satu orang yang demi orang tuanya, mengambil sebuah pisau yang tajam dan mencungkil kedua belah matanya dan mempersembahkannya kepada Tathagata, dan terus melakukannya hingga beratus-ratus ribu kalpa, orang tersebut masih tetap belum membalas kebaikan yang mendalam dari orang tuanya".
"Bila ada orang yang demi ayah dan ibunya mengambil sebuah pisau tajam dan mengeluarkan jantung dan hatinya sehingga darah mengucur dan menutupi tanah dan dia melakukan ini dalam beratus ribu kalpa, tiada sekalipun mengeluh tentang kesakitannya,orang tersebut tetap belum dapat membalas kebaikan yang besar dari orang tuanya".
"Bila ada orang demi orangtuanya, menghancurkan tulang-tulangnya sendiri sampai ke sumsum dan melakukan ini hingga beratus ribu kalpa, orang itu tetap belum membalas kebaikan yang besar dari orang tuanya".
"Bila ada orang yang demi orang tuanya menelan butiran-butiran besi yan gmencair dan berbuat demikian hingga beratus ribu kalpa, orang itu tetap belum dapat membalas kebaikan yang mendalam dari orang tuanya".

Pada waktu itu, ketika mendengar Buddha membicarakan kebaikan dan kebajikan orang tua, setiap orang dalam kumpulan besar itu menangis diam-diam dan merasakan kepedihan dalam hatinya. mereka merenungkannya dan segera merasa malu dan berkata kepada Sang Bhagava, "Oh, Sang Bhagava, bagaimana kami dapat membalas kebaikan yang dalam dari orang tua kami?"
Sang Buddha menjawab, "Wahai siswa-siswa Buddha, bila engkau ingin membalas kebaikan orang tuamu, tulislah Sutra ini untuk mereka. Kumandangkanlah Sutra ini untuk mereka. bertobatlah atas pelanggaran-pelanggaran dan kesalahan-kesalahan demi mereka. untuk kepentingan orang tua berikanlah persembahan kepada Tri Ratna. demi orang tua, patuhlah kepada perintah untuk hanya memakan makanan suci dan bersih. Demi orang tua biasakanlah berdana dan mencari keberkahan. Bila engkau dapat melakukan ini, engkau adalah anak yang berbakti. bila engkau tidak melakukannya, engkau adalah orang yang akan menuju pada alam sengsara".
Sang Buddha mengatakan kepada Ananda, " Bila seseorang tidak berbakti ketika hidupnya berakhir dan badannya membusuk, dia akan jatuh ke dalam Neraka Avici yan gtidak terbatas. Neraka yang besar ini kelilingnya delapan puluh ribu Yojana, dan dikelilingi dinding besi padake empat sisinya.Diatasnya ditutup oleh jaring-jaring, dan lantainya juga dibuat dari besi. Api akan membakar dengan berkobar-kobar, sementara itu petir bergemuruh dan sambaran kilat yang berapi-api akan membakar. Perunggu yang cair dan cairan besi akandisiramkan keatas badan orang-orang yang bersalah. Anjing-anjing perunggu dan ular-ular besi terus-menerus memuntahkan api dan asap yang membakar orang-orang bersalah dan memanggang badan dan lemaknya hingga menjadi bubur.
"Oh, penderitaan yang hebat ! Sukar menahankannya, sukar menanggungkannya ! Ada galah, pengait, lembing-lembing, tombak-tombak besi dan rantai-rantai besi, pemukul-pemukul dari besi, dan jarum-jarum besi. Roda-roda dari pisau besi turun bagai hujan dari udara. Orang yang bersalah itu dicincang dipotong atau ditikam dan mengalami hukuman-hukuman yang mengerikan ini selama berkalpa-kalpa tidak henti-hentinya. Kemudian mereka memasuki neraka-neraka berikutnya, di mana kepala mereka akan ditutupi mangkok-mangkok yang panas sekali, sedangkan roda-roda besi akan menggilas badan mereka secara mendatar dan tegak lurus sehingga perutmereka pecah dan daging serta tulang-tulangnya menjadi lebur. Dalam satu hari mereka akan mengalami beribu-ribu kelahiran dn kematian. Penderitaan penderitaan yang demikian adalah akibat melakukan kelima perbuatan jahat dan karena tidak berbakti selama seseorang masih hidup.
Pada waktu itu setelah mendengar Sang Buddha membicarakan sutra tentang kebajikan orang tua, setiap orang dalam kumpulan besar itu menangis dengan sedihnya dan berkata kepada Tathagata, "Pada hari ini, bagaimana kami dapat membalas kebaikan yang dalam dari orang tua kami ?"
Sang Buddha berkata, " Wahai siswa-siswa Buddha, bila engkau ingin membalas kebaikan-kebaikan mereka, maka demi mereka salinlah sutra ini. ini sesungguhnya membalas kebaikan merka. bila seseorang dapat menyalin satu saja maka dia akan melihat satu Buddha. bila seseorang dapat menyalin sepuluh buah, maka dia akan melihat 10 Buddha. Bila seseorang dapat menyalin 100, maka ia akan bertemu 100 Buddha. Bila seseorang dapat menyalin 1000 maka ia akan melihat 1000 Buddha. Bila seseorang dapat menyalin 10.000, maka ia akan melihat 10.000 Buddha. Inilah kekuatan yang diperoleh bila orang-orang saleh menyalin Sutra. Semua Buddha akan selamanya melindungi orang yang demikian itu dan dapat dengan segera menyebabkan orang-orang tua mereka lahir kembali di surga, untuk menikmati segala kebahagiaan dan meninggalkan penderitaan-penderitaan neraka.

Pulau Pramuka - Kepulauan Seribu



Nama resminya seharusnya Pulau Pramuka di Teluk Jakarta, bukannya Kepulauan Seribu lagi sejak tahun 2001. Tapi keburu terkenal dengan nama Kepulaun Seribu. Berjarak 2 jam perjalanan dan ditempuh dengan kapal nelayan ber- diesel dari Muara Angke - Muara Karang, Pluit dengan biaya per satu orang dewasa Rp. 30.000. Jika anda menyebrang kesana dengan kapal Fery besar dari Pantai Marina - Ancol, biayanya bisa berkali- kali lipat, tergantung kemewahan kapal yang anda pilih.

Dermaga Panjang ala kolonial Belanda menyambut anda setibanya di Pulau Pramuka. Dalam perjalanan kesana, anda akan melewati beberapa Pulau wisata lainnya. Salah satu pulau yang sampai hari ini saya belum kesampaian menginjakkan kaki kesana adalah Pulau Burung. Isinya ya burung semua. Tidak seperti Pulau Pramuka yang merupakan tujuan wisata, Pulau Burung dimaksudkan untuk kawasan konservasi Suka Marga Satwa. Saya akan meluangkan waktu berlabuh disana kapan- kapan. 

Diwajah bagian depan Pulau Pramuka anda akan menemukan Puskesmas yang sudah dibangun dengan apik ( terakhir kali saya kesana, puskesmasnya sudah jadi, namun tutup, karena saya kesana pada akhir minggu ). Alat transportasi utama didalam Pulau Pramuka ialah berjalan kaki, dikarenakan memang Pulau ini tidak terlalu luas dengan kapasitas penduduk kurang dari 100 kepala keluarga. Penduduk disini sangat ramah dan tidak mata duitan. Sopanlah dengan mereka, kali lain anda berkunjung kesana lagi, anda akan diminta untuk tinggal dirumah mereka saja, tidak di Cottage.

Cottage disini terletak persis dibibir pantai, baik di bagian depan pulau, maupun belakang pulau, posisinya selalu persis dibibir pantai. Ini membuat anda memiliki akses pribadi kearah pemandangan laut yang biru kehijau- hijauan. Cottage nya sendiri relatif murah kalau saya bilang, antara Rp. 250.000 - Rp. 350.000 pada tahun 2009 per-malam dan muat hingga 8 orang dewasa. Saya hanya sekali pernah menginap di Cottage nan nyaman dan tak kalah dengan Putri Duyung Cottage ini. Kali lain saya mengunjungi pulau ini, seorang teman mengajarkan saya untuk liburan ala backpacker dengan menyewa pemukiman penduduk yang bisa disewakan dengan harga satu rumah yang muat 10 - 15 orang = Rp. 150.000 - Rp. 250.000 per malam - lengkap dengan snack sore gratis dan kopi serta teh setiap pagi.

Sebenarnya kalau mau jujur, tak banyak yang bisa anda lakukan di Pulau Pramuka ini. Pilihannya adalah : Scuba Diving  ( menyelam dengan peralatan tabung lengkap ), Snorkling ( menyelam - tanpa tabung oksigen ),  Memancing, Banana Boat, Kayaking ( mendayung perahu ) serta mengunjungi kawasan pelestarian penyu. Bapak penjaga disana mengaku inilah tempat resmi untuk membiakkan sekaligus penangkaran penyu yang hampir masuk dalam daftar langka dalam list Fauna Indonesia. Dan cara pelepasannya pun "dipikirkan". Kelak setelah saya pulang dari Pulau Pramuka, didalam kapal, saya menemukan beberapa anak muda yang berhasil "membawa" anakan penyu sebagai "oleh-oleh". Aneh!. Tapi saya tak mau berburuk sangka pada si bapak penjaga penyu yang sudah berbaik hati menerangkan panjang lebar.

Inilah Induk Penyu, konon bapak Presiden kita menamainya SBY, ketika beliau menyempatkan diri berkunjung kesana. ( Pengakuan pak penjaga ). Cangkangnya unik, meliuk masuk kedalam karena cacat sedari lahir katanya.




Inilah hasil anakan dari Induk betina diatas, ketika saya berkunjung kesana, saya menemukan lebih dari 100 anakan yang berhasil menetas dengan sempurna.







Penyu dengan corak yang sama dengan kawasan penangkaran berhasil dibondol pulang beberapa anak muda sebagai "oleh- oleh"







Beberapa hal menarik lainnya yang bisa anda lakukan disana adalah, apabila anda menginap di bibir pantai, sempatkan menunggu kawanan lumba- lumba Teluk Jakarta ( Badannya tidak sebesar yang anda lihat di Ancol atau di tivi, dan warnanya coklat kehitaman dengan motif totol putih ). Kawanan ini rutin mengunjungi depan bibir Pulau Pramuka yang kaya ikan setiap pukul 5 pagi - 6 pagi. Jadi jangan sampai kelewatan. Sayang saya tidak berhasil membidik foto mereka karena lupa membawa kamera ketika ngopi dibibir pantai pagi- pagi.

Kegiatan lainnya yang positif adalah anda bisa turut serta " menanam kembali " terumbu karang dengan donasi per- terumbu karang Rp.25.000, lalu anda akan dipinjamkan peralatan snorkling dan terumbu tersebut diberi Tag nama anda. Saya pernah turut serta menanam sepasang terumbu karang cantik pada tahun 2007, lalu ketika saya kembali lagi ke tempat yang sama pada tahun 2008, terumbu saya sudah meninggi hampir 50 cm dan kian melebar dan meninggi pada tahun 2009 ( Jenis terumbu yang ditanam beragam, ada yang mudah tumbuh, ada pula yang tidak ). Saya tidak berhasil menemukan Tag nama saya. Namun saya percaya, terumbu yang saya tanam kini telat berubah menjadi kumpulan terumbu cantik berwarna pink dan keunguan. Banyak sekali ikan warna - warni cantik yang hilir mudik di antara terumbu hasil donasi ini.

Prosesi penanaman kembali Terumbu Karang.


Sisanya saya menikmati panorama pulau dengan air yang bening dan bersih sambil menyantap aneka seafood khas setempat yang harganya lebih murah dibandingkan dengan beras disana. Pulau Pramuka - atau Pulau disekitar perairan Teluk Jakarta dapat menjadi alternatif bagi anda yang ingin menghabiskan weekend dengan  santai lagi murah. Total saya membawa Rp. 500.000 didalam dompet ( pastikan anda selalu membawa uang lebih, disana tak ada mesin ATM ), namun hanya terpakai kurang dari Rp. 300.000. Tak banyak yang bisa anda belanjakan disana selain makanan, rokok dan bermain. Andapun bisa berkeliling ke pulau- pulau lain yang dekat dengan Pulau Pramuka ( jaraknya hanya 10 - 15 menit ) dengan ongkos per orang Rp. 3.000, sebutannya Ojek Air.


Gambar ojek air yang saya maksud


Pemandangan dari sisi sebelah barat Pulau Pramuka

Matahari yang mengantar kepulangan saya kembali menuju Jakarta

Ijinkan saya untuk mengingatkan untuk menjaga kesehatan dengan baik dan membawa perlengkapan obat- obatan sendiri karena jika anda berkunjung pada akhir minggu, dijamin askes puskesmas maupun dokter tidak terdapat di Pulau ini.

Senantiasa mengisi bak mandi penginapan anda dan rajin- rajinlah me - recharge batere handphone, laptop maupun kamera anda, dikarenakan listrik di pulau ini tidak 24 jam, bahkan hingga January 2010 saya bertandang kesana, masih sama kondisinya. rata- rata listrik menyala antara 10 - 14 jam saja dan di sore hingga larut malam hari.

Dan jangan lupa untuk menjaga sopan- santun anda ketika bertandang di Pulau ini. Mayoritas penduduk di pulau masih kental dengan adat istiadat tradisional dan cukup religius.

Selamat berlibur !

Hutan Manggrove - Jakarta Utara



Terletak tepat di bibir pantai Muara Angke - Jakarta Utara. Dibutuhkan waktu lebih dari 1,5 jam untuk bisa menyelesaikan track yang terbuat dari papan kayu yang disusun panjang hingga membentuk jembatan yang maha panjang tersebut. Track hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Banyak sekali penduduk Jakarta yang belum mengetahui eksistensi kawasan konservasi ini. Padahal Hutan Manggrove ini memegang peranan penting dalam menjaga Jakarta Raya dari abrasi laut.

Berikut saya sajikan gambar track yang saya maksud.



Jangan lupa menggunakan lotion anti nyamuk, meski anda siang- siang kesini. Untuk mereka yang berkulit sensitif apalagi jangan lupa lotion anti nyamuk dan SPF nya. Toilet hanya terdapat di depan pintu masuk, setelah anda memutuskan untuk jalan kaki dengan menyusuri jembatan, anda tidak akan menemukan toilet umum kembali. hanya ada sebuah rumah kayu berukuran 5 x 4 meter yang kosong, dan dijadikan tempat berteduh atau sekedar duduk santai menikmati suasana.

Banyak sekali hewan yang bisa dijumpai di kawasan ini. Monyet liar hidup sangat nyaman dan tentram. Aneka burung rawa dengan porsi ukuran tubuh kecil namun berwarna- warni bisa dijumpai disini. Ular pun dengan warna ala stabillo juga pernah saya saksikan sendiri dengan mata kepala saya. Tidak besar, maksimal semeter. Anda tidak perlu takut, panjang kayu yang dibuat cukup tinggi dari rawa, membuat anda aman dari sergapan tiba- tiba hewan- hewan liar. Tentu saja ini tidak berlaku untuk monyet - karena mereka bebas melompat ke arah anda. Saya tidak punya tips canggih untuk melarikan diri dari kejaran monyet liat ini. Ketika di briefing dipintu depan, sang pengawas hanya memberi tips : Jangan membawa makanan yang mencurigakan dan jangan menatap mata monyet tersebut, lalu anda akan aman dari serbuan mereka.

Hewan- hewan yang menjadi legenda, namun sulit dipertanggung jawabkan kebenarannya adalah, ular raksasa yang lebih dari sepuluh meter ( hanya pengawas tertentu yang mengaku pernah melihat ular ini ), lalu buaya- buaya rawa. Ekosistem disana memang mendukung sekali habitat buaya rawa, jadi memang tidak mengherankan menjumpai salah satu diantaranya, mengingat ekologi ini memungkinkan. Yang belum nyantol dilogika saya adalah, buaya merupakan hewan berdarah dingin, yang artinya setiap kali mereka selesai makan, mereka harus diam saja sambil berjemur matahari untuk memproses makanan didalam perut mereka sekaligus mengalirkan darahnya ke seluruh saraf pusat. Lalu kemana mereka ngumpet dan berjemur siang- siang tanpa terlihat manusia? yang terakhir adalah Lele dumbo seukuran motor bebek. Yang terakhir ini sih saya percaya saja meski belum pernah melihat sendiri, pasalnya sering sekali ikan- ikan berukuran raksasa mampir keatas permukaan sesekali untuk sekedar hunting makanan ataupun oksigen, entahlah. Anda bisa melihat sendiri jika anda cukup sabar menunggu.

Saya membagi kawasan ini menjadi 3 kawasan.

Hutan Biasa - namun super teduh dan asri. Sebagai "Pintu Selamat Datang" anda memasuki kawasan ini.



 Kolam Rawa - yang menjadi daya tarik utama dengan warnanya dan panoramanya. Sering diadakan sesi pemotretan Pre- Wedding di spot ini



 Ujung Akhir Track yang terdiri atas pohon bakau besar nan teduh.


Konon Hutan Bakau dengan pohon raksasa inilah yang menyelamatkan Jakarta duluan apabila terdapat ' serangan ' ombak besar dari laut yang menyebabkan abrasi. Jika tanpa Hutan Bakau ini, dijamin, Jakarta akan lebih cepat lagi tergerus air laut dan lebih Banjir lagi dimana- mana. Jadi ekosistem ini penting, dan saya menemukan banyak sekali orang yang belum tahu adanya kawasan Hutan Manggrove ini, bahkan kawan- kawan saya sendiri yang tinggal didekat kawasan ini ( Pantai Indah Kapuk ) dan setiap hari melewati pintu masuk kawasan ini, namun tidak tahu menahu eksistensi keberadaan ekosistem cantik ini. Saya sendiri tahu dari hasil menontonnya di DA'I TV. 

Beberapa tips bagi anda. 

Jangan pamer camera SLR anda kepada para pengawas disana. Untuk masuk ke kawasan ini sebenarnya membutuhkan prosedur yang tidak sederhana ( mengingat ini adalah kawasan konservasi alam ), bukan tempat hiburan bagi umum. Mereka yang membawa camera mahal bisa dimintai HTM ( Harga Tiket Masuk ) yang mahal pula apabila tidak berkenan mengikuti prosedur masuk.

Katakan terus terang kepada penjaga disana kalau anda membutuhkan guide. Mereka akan sangat berterima kasih dengan pemberian tips ala kadarnya.

Pengunjung dengan jumlah 5 orang keatas sebaiknya melakukan perjanjian terlebih dahulu.

Terdapat penyewaan kapal boat untuk mengitari keseluruhan kawan konservasi ini, saya belum bisa bercerita banyak karena saya sendiri belum pernah menggunakan fasilitas ini.

Jauhi berkunjung di jam 11 pagi - 3 sore : Super Panas mengingat kawasan ini juga terletak dibibir pantai.

Antara jam 8 pagi - 9 pagi anda akan menemukan banyak ras itik dan burung rawa, juga kupu- kupu yang bermotif eksotis.

Antara jam 4 sore - 5 sore suasananya sungguh tentram dan nyaman, pohon rindang setelah berfotosintesis mengeluarkan aroma oksigen yang baunya khas dan monyet liar banyak bermain pada jam ini. Jangan mengunjungi kawasan ini lebih dari jam 5 sore, nyamuknya parah!

Dan yang terakhir, jangan lupa bawa kamera anda!

Semoga bermanfaat.

Selasa, 21 September 2010

Kota Tua Jakarta





Pagi- pagi teman ngoceh bangunin saya ....

" Ke Museum Kota Tua yuk "

Saya langsung membalikkan punggung dan memejamkan mata.

MALAS AH!

Ini Liburan Lebaran. Liburan sekali dalam setahun. Liburan Eksklusif buat saya ...

Super Panas + Ramai + Bising + Parkiran Ribet + Museum Compang Camping = Tidak terdengar eksklusif buat saya

Tapi akhirnya saya iyakan juga. Seorang kerabat teman datang dari Bandung. Dia belum pernah mengunjungi Kota Tua yang merupakan identitas dari Jakarta. Singkatnya : Saya Mengkhianati Ranjang dan selimut saya.

Pukul 11 siang saya berkendara motor kesana. Jalanan sepi - Tidak macet menuju ke Beos Kota. Gambaran Parkiran yang semerawut ternyata tidak saya temukan. Engkong- engkong petugas parkirnya cukup telaten dalam "me-manage". Di depan saya terhampar Lapangan luas dan banyak orang hilir mudik. Banyak betul yang jualan makanan disana.

Saya memicingkan mata saya. Lokasi ini ada yang berubah. Wajah- wajah museum dicat ulang - entah dari kapan. Pedagang- pedagang liarpun tertata lebih bersih dan rapi. Saya terkesima dengan petugas kebersihan yang " responsif " memungut sampah persis diwajah pembuang sampah sembarangan. Mantap!!. ( Harusnya kau malu non! )

Kota Tua masih menjadi pilihan " Sejuta Umat " yang hendak membuat foto pra- Wedding disana. Sepeda jadul juga berkeliaran dimana- mana. Ada satu tambahan yang mungkin anda sendiri belum tahu : Tepat dilapangan yang berbentuk persegi panjang, ditiap sudutnya terdapat Toilet yang dibuat rapi dan bersih dengan masing- masing petugas penjaga disana. Warnanya Biru stabilo. Dan ketika saya lewat disana, hidung saya disambut bau ........ KARBOL

Silahkan ngatain saya norak, tapi saya termasuk tipe orang yang antipati terhadap bagaimana cara Walikota Jakarta me- manage wajah Museum- Museum  Kota Tua. Dan terakhir kali saya mengunjungi Kota Tua adalah pada pertengahan September 2008 silam - dan belum ada si Toilet Biru, dan wangi karbol kali ini menyelamatkan mereka dari cacian dalam hati saya. :) Petugasnya diseragamkan pakaian Pramuka Lho ... suwer! ( Minus Topi )

Tak ayal lagi, Toilet biru norak plus petugasnya acap kali menjadi objek foto mereka yang membawa kamera. Termasuk Bule. Menarik perhatian soalnya ...

Ngomong- ngomong soal Bule ... ada satu lagi kejadian menarik. Ketika saya dan teman sedang menepi dibawah atap Museum, untuk makan ketoprak, ada Bule banyak, dan mereka jalan beriringan ( Persis bebek dan anaknya ). Mereka berbicara dalam bahasa asing gak jelas. Bukan bahasa Inggris. Yang paling belakang adalah Ibu- Ibu. Bajunya biasa aja, nyantai. Kulitnya mulai merah kena panas matahari. Sekonyong- konyong dia berhenti untuk melonggo isi panci tukang "Nasi Goreng Gila". Dia dipelototin balik, enggak cuma sama tukang jualan nasi gorengnya, tapi juga sama kita yang menepi disana dan seluruh "rombongan bebeknya".

Adegan dramatis selanjutnya, si tukang nasi goreng gila seketika mengambil sendok dan mengambil sesondok masakannya untuk si Ibu Bule tadi. Dua- duanya kagak ada yang bersuara. Hanya bahasa tubuh. Si Ibu tersenyum dan menerima sendok berisi nasi itu dengan tersenyum. Langsung ditenggak. Habis itu senyumnya tambah merekah. Si pedagang cuma geleng- geleng kepala sambil senyum juga dan lanjut genjot- genjot nasinya diatas panci panas. Si Ibu akhirnya mengambil foto adegan si tukang lagi masak dengan senyum. ( Plus sama sendok nasi yang belum dipulangin )

Dalam beberapa menit singkat, si Tukang Goreng berhasil menjadi " Duta Besar " bagi Jakarta - dan " Duta Besar " komunitasnya .... bagi saya. Sesendok nasi goreng gila di bayar dengan selembar foto manis yang pastinya akan tersebar di Facebook atau Twitter si Bule nanti :) .......... Impas Madame!! :)

BERSIH - TOILET HIGIENIS - TATANAN JAJANAN RAPI - PARKIRAN AMAN - MUSEUM CANTIK

Walikota mengerjakan " PR "nya ternyata.

KEEP DOING YOUR HOMEWORK ! WE ARE WATCHING !!

Ke Kota Tua ?

" Hayuk !, eh ... bawa kamera lo ya ..."  :)

Notes Tambahan: Seluruh Museum dikawasan Kota Tua tutup pada hari Senin selalu - sepanjang tahun!  Baik Itu Lebaran, Natal, maupun hari raya lainnya tetap dibuka - KECUALI HARI SENIN. Semoga Informasi ini bermanfaat.


Diving di Bunaken


Sudah hampir 2 tahun sejak terakhir kali saya menekuni hobby olahraga menyelam. Semoga saya bisa memiliki kesempatan menyelam di Pulau Bunaken yang termasyur bersama teman- teman. Tak ada yang lebih indah selain dari berbagi momen indah bersama.

Putuskan satu saja - Lalu keseluruhan mata rantai akan hancur berantakan

Ibu saya kembali merokok karena - Ia terpengaruh pada saya katanya - yang belajar merokok dari hasil mencuri rokoknya dilaci ketika SD

Kami jarang bermusyawarah karena tidak terbiasa musyawarah. Hentakan nada tinggi lebih efektif sayang ... Singkat - Jelas - Padat ......... ( lalu menyakitkan ) - ( lalu kau akan semakin keras kepala dilain kesempatan )

Membanting sesuatu hingga hancur berantakan merupakan tindakan efektif untuk menghentikan suatu pertengkaran panjang dan  melelahkan ( Bayar dengan jenis rasa sakit yang lain ) - fair ...

Tidak usah jelaskan sepatah katapun terhadap apa yang akan kau kerjakan - jika kau tak berani mendengar cibiran atau makian - Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan dan bertanggung jawab sendirian.

Barangsiapa yang berhasil membayar biaya rumah, mempunyai hak lebih - saya yang memegang kendali saat ini .....

Jika kau merasa sendirian, maka carilah tempat ramai - kau mungkin masih merasa sendirian - tapi keramaian akan mencegahmu melakukan hal yang bodoh - kecuali kau melakukan hal bodoh duluan - lalu kau merasa sendirian - dan tidak berhasil menemukan keramaian.

( Tidak Diberi Judul )

Malam ini saya sudah membulatkan tekat untuk meninggalkannya. Saya masih mencintai perempuan itu. Sungguh masih mencintainya. Tapi perlakuan dia padaku kali ini sudah cukup. Saya tidak terima kalau dihina dengan cara seperti ini.

Saya mengendap- ngendap mendekati kasur saya, tidak banyak barang yang tertinggal disana. Sejenak mataku memandang kearahnya yang tertidur pulas. Punggungnya balik menatapku dingin. Sumpah mati aku berusaha menahan diri agar tidak berjalan mendekatinya. Sudah berbulan- bulan sebenarnya saya enggan tidur disisinya, mengendus aroma tubuhnya, membiarkan dirinya merengkuh badanku hingga kita berdua terbuai dan tertidur nyenyak didalam selimut yang hangat. Tapi bodohnya kejantananku adalah terkadang aku kalah dibuatnya. Siapa yang mampu menolak daya magnet wanita? 
Apalagi wanita seperti dirimu......

Berulang- ulang kali aku dikalahkan oleh kejantananku sendiri, tapi tidak malam ini. Malam ini saya sudah membulatkan tekad. Malam ini aku akan meninggalkannya. Saya tak tahu apakah saya sanggup hidup tanpa dirinya. Entahlah. Tapi sekali lagi kukatakan padamu, tekadku sudah bulat. 
Saya berjalan mengendap- ngendap sekali lagi kali ini. Bukannya apa- apa. Tapi saya berniat keluar dari rumah itu tanpa harus memandang wajahnya. Tanpa harus terluka lebih dalam. Dan saya ikhlas keluar tanpa membawa apapun, meski itu juga berarti saya harus menahan dinginnya udara lembab malam setelah hujan, dan berjalan menyusuri kota ini hanya dengan telapak kakiku.

Tiba- tiba kudengar selimutnya bergesekan dengan kulitnya. Telingaku mendadak awas. Dan aku menoleh kebelakang, kearah ranjang. Matanya menatapku, dan aku hanya berdiri temanggu didepan pintu keluar.

“ Mau kemana kau malam- malam begini... “, tanyanya sambil memicingkan mata menatapku yang masih mematung.

Aku tidak menjawab meski aku mendengar apa yang ia tanyakan. Aku menatapnya lurus- lurus dan berusaha menguatkan hatiku sendiri. Sekarang ia menurunkan kakinya yang jenjang dan mulus kearah lantai tanpa alas kaki dan perlahan seakan ia akan menghampiriku.
Aku hanya punya dua pilihan. Tetap berdiri mematung disini, atau pergi dan lari dari sini. Lari sekencang- kencang aku mampu. Dan berdoa agar aku cukup kuat untuk tidak melihat ke belakang lagi. Sekilas memoriku berputar

Apa yang kaupikirkan ketika dengan beraninya kau bawa dia pulang kerumah ini?

Tepat didepanku

Dan sejak saat itu perhatianmu sudah berkurang, jauh berkurang untukku. Kumohon akuilah! Hentikan kepura- puraan diantara kita. 
Aku sadar betul aku sudah tua dan renta, dan aku ikhlaskan kau untuk mencari penggantiku, tapi setidaknya jangan sekarang. Tunggulah sebentar lagi, Tunggulah hingga akhir nafasku yang terakhir. Jangan kau hancurkan wibawa dan harga diriku persis didepannya
Tak bisakah kau mengerti hal sesederhana itu?

Dan kutatap langkahnya lurus- lurus. Aku mungkin sudah tua, tapi mataku masih awas untuk memperhatikan jenjang kakinya. Sejenak aku merinding terhadap apa nanti yang ia akan lakukan ketika badannya sudah dekat dengan badanku. Dan aku tahu persis letak kelemahanku yang satu ini. Kuperintahkan kakiku untuk lari cepat- cepat, tapi tak berhasil, aku tetap berdiri gentar.

Dan sesaat ketika tangannya merengkuh pundak dan leherku, saat itu jugalah aku menyerah kalah. Ini terlalu kuat untuk dilawan. Aku merasa dipecundangi tapi sekaligus merasa seolah- olah belaian tangannya telah diselimuti morfin untukku. Morfin untuk membuatku tetap jatuh cinta padanya persis seperti ketika kita berdua pertama kali bertemu.

Aku sudah tua. Mungkin renta. Ajalku sudah dekat. Mungkin juga tidak. Entahlah. Aku hanya ingin, untuk malam ini, sekali lagi, kubiarkan jiwa dan ragaku tidur bersama dirinya untuk semalam lagi. Kuhilangkan kecemburuanku. Kulupakan dosanya tidak membuatkan susu untukku selama lebih dari 60 hari. Dan seiring dia menggiringku ke ranjang dan menyelimuti aku,....akupun mulai terlelap dalam buainya, mulai haus akan aroma tubuhnya. Ia membaringkan aku pelan- pelan tepat disamping dirinya. Ia tersenyum seraya menutup matanya dan menyentuh lenganku. aah...untuk apa kupikirkan. Aku tidak yakin bagaimana caranya aku dapat menjelaskan ini pada engkau agar kau mengerti jalan pikiranku. Dunia ini terlalu rumit untuk kujelaskan dari satu sudut pandangku saja, dan lagipula, ...........

Lagipula aku hanyalah seekor kucing yang sangat beruntung memiliki dia......