Senin, 16 Juli 2012

Taman Nasional Bantimurung, Makassar



Menjelang akhir Juni 2012 kemarin, saya ( kami ) menyempatkan diri untuk berwisata ke Taman Nasional Bantimurung, yang merupakan pusat Taman Nasional ( buat Dean : pengawetan ) kupu- kupu terbesar di Sulawesi. Letaknya dekat dengan ibukota Makassar. Membutuhkan hampir 2 jam perjalanan darat dari Makassar. Kala itu, kami menggunakan mobil pribadi milik teman.

Saya hampir memekik ketika melihat logo kupu- kupu raksasa buatan yang terletak dipintu masuk Taman Nasional ini. Sekonyong- konyong saya ijin turun dari mobil untuk mengambil foto. Euforia perjalanan ke pulau Wakatobi telah menguras tenaga dan fokus saya untuk berburu kupu- kupu awetan yang sudah saya jadwalkan sejak dari Jakarta. Sampai ditempat parkir mobil dan bus yang cukup lapang tersebut, saya sudah siap bergerilya sendirian melihat dan menawar berbagai macam kupu- kupu awetan yang dimasukkan kedalam bingkai yang apik.

Salah satu impian saya, akhirnya tercapai juga


Hobby ini bermula dari keinginan para murid cilik saya beberapa tahun silam untuk bisa melihat dan menyentuh sendiri kupu- kupu dan serangga awetan lainnya dalam pelajaran science biology. Saya akhirnya hunting sendiri ke Taman Mini Indonesia Indah. Dari niatnya untuk mempelajari saja, berubah menjadi hobby mengkoleksi, dan kian lama, hobby berburu kupu- kupu cantik ini berubah menjadi obsesi. Species yang saya inginkan untuk miliki kian lama kian beragam, mulai dari yang umum sampai ke yang langka. Teman dan kolega saya kerahkan untuk mengumpulkan kupu- kupu dari berbagai mancanegara dan pulau di Indonesia.
Saya yakin, mata saya berkilat- kilat ketika menawar harga dengan para penjual disana. Saya berusaha mengompres harga semurah mungkin dan meyakinkan mereka bahwa saya akan beli lebih dari 3-4 ekor jika memperoleh harga yang klik dihati saya.

Harga perlahan- lahan mulai menurun, dari yang awalnya Rp. 45.000 seekor dalam bingkai, turun menjadi Rp. 35.000 seekor dan turun lagi menjadi Rp. 25.000 seekor. Saya senang bukan main, di Jakarta, harga perekor kupu- kupu tanpa bingkai saja sudah m encapai Rp. 50.000 seekor dan hanya bisa didapatkan didua tempat ( setahu Dean ), yaitu Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur atau Kebun Raya Bogor. Selain kedua tempat tersebut, jarang sekali saya menjumpai galeri penjualan serupa selain di jejaring online Kaskus.us yang harganya lebih mahal lagi. Yang langka? Harga yang saya sebutkan bisa membuat anda geleng- geleng kepala!

Dari informasi yang saya kumpulkan, ada 2 jenis pengawetan serangga kupu- kupu. Dan ini jelas berdampak terhadap kualitas awetan dan imbasnya ke harga jual.


     Pengawetan dengan suntik & semprot formalin
Kupu- kupu yang sudah mati, sayapnya dibuka terlentang dan ditahan dengan tusukan jarum diatas sterofoam, bagian perutnya lantas disuntik formalin dan sayapnya disemprot formalin juga.

KELEBIHAN : Proses ini amat sangat cepat selesai, dalam beberapa jam saja, puluhan hingga ratusan kupu- kupu siap dimasukkan kedalam bingkai dan dijual dipasaran. Harganya juga lebih murah dibandingkan proses pengawetan lainnya.

KEKURANGAN : Kupu- kupu yang diawetkan dengan cara seperti ini akan lebih cepat rusak seiring berjalannya waktu, apalagi jika disimpan ditempat yang lembab dan bingkai berhasil diterobos semut atau serangga lainnya.

Pengawetan dengan semprotan formalin & jemur matahari
Kupu- kupu yang sudah mati, sayapnya dibuka terlentang, lalu dilapisi dengan kertas minyak dibagian atasnya, lalu ditahan dengan tusukan jarum diatas sterofoam, bagian perutnya tidak disuntik formalin melainkan dikeluarkan isinya supaya tidak membusuk dikemudian hari. Setelah proses operasi kecil ini selesai, lantas kupu- kupu ini disemprot dengan formalin lalu dijemur di bawah terik matahari antara 3 jam - 7 jam tergantung lebar dan ketebalan masing- masing species kupu- kupu, sebab berbeda- beda.

Pengawetan dengan bedah perut, semprot formalin, lalu jemur matahari


KELEBIHAN : Kupu- kupu awetan jenis ini jelas akan bertahan lebih lama. Pastikan saja proses pengeringan berjalan sempurna selama dijemur dengan matahari, dan pembuagan isi perut bersih tuntas, maka jenis awetan ini akan bertahan sangat lama sekali.

KEKURANGAN : Proses pengerjaannya memakan waktu yang relatif lama dibandingkan jenis pengawetan yang satu lagi. Para penjual emperan jelas saja lebih memilih cara yang cepat dan praktis dalam upaya penjualan awetan mereka. Harga jenis awetan ini juga akan dijual dengan lebih mahal karena prosesnya yang cukup rumit dan memakan waktu lebih lama.


Saya lantas memilih jenis pengawetan yang kedua.  Tidak masalah saya membayar lebih mahal, asalkan koleksi saya bisa bertahan lama. Semerta- merta saya diajak oleh sang ibu penjual menemui suaminya. Suaminya  adalah seorang mantan guru SD setempat yang beralih profesi menjadi penjual pengawetan serangga. Namanya adalah Pak Rafiq. Dia berhasil membesarkan seorang putranya menjadi seorang polisi dari jerih payah mereka berdua menjual koleksi awetan kupu- kupu. Pangsa pasar mereka kian meluas ketika dia pernah mendapatkan tawaran mengerjakan awetan kupu- kupu didalam bingkai yang seluas 10 meter x 10 meter di Kebun Raya Bogor, ketika masa Presiden B.J. Habiebie dilantik disana. Dalam pemasarannya, pasangan suami istri ini dibantu putra mereka yang sudah berhasil menjadi polisi dengan menawarkan koleksi orangtuanya kepada para Jenderal polisi dan kolega mereka diberbagai provinsi yang pernah ia singgahi. Dan itu meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Bali dan Lombok. Mereka setiap bulan selalu mensupplai awetan mereka ke gerai- gerai yang mulai meluas dipasar- pasar tradisional penjual cinderamata.

Berikut  foto yang berhasil saya himpun selama kunjungan singkat saya seorang disana, sedangkan kawan- kawan lain sudah masuk duluan kedalam Taman Nasional menikmati keindahan alam yang saya tidak tahu apa dan meninggalkan saya sendirian yang sibuk shopping hunting dengan gegap gempita dan hati gembira.

Pak Rafiq
Buka awetan dengan hati- hati agar sayap tidak rusak

Bagian perut dilem dengan sterofoam yang sudah digunting berbentuk kotak persegi

Sterofoam dibubuhi tepung pengusir serangga, agar awetan bebas dari rayap

Saya suka bapak ini, rendah hati dan humoris!

Kupu- Kupu pilihan saya dimasukkan dengan cara dilem dengan hati- hati

Pengukuran terakhir agar semua tampak proposional sebelum di sealed

Cuman saya yang membeli 5 ekor kupu- kupu, tetapi diberi gratis bingkai! 
Cihuy!

Sepasang kupu- kupu biru metalik kecil yang ada dalam bingkai paling atas adalah jenis Hercules Butterfly. Dia adalah icon Sulawesi Tenggara, namun bukan icon Bantimurung. Hidupnya hanya terdapat di hutan Sulawesi dan hutan Kalimantan, selain kedua tempat tersebut tak dapat lagi dijumpai species ini dipulau lain. Harga mulanya untuk awetan ini adalah Rp. 25.000 untuk satu ekor dan harga terakhir yang saya dapatkan adalah Rp. 15.000/ ekor. Di Jakarta? Enggak ada!

Kupu- kupu hijau diurutan kedua adalah jenis Birdwing, bernama species Rajah Brooke's Birdwing (Trogonoptera brookiana albescens). Ini species incaran saya sejak tahun 2007 lalu. Harga terakhir yang saya dapat di Kebun Raya Bogor adalah Rp. 250.000/ ekor yang batal saya beli, karena dikatai gila oleh ibunda saya. Di Bantimurung, hanya seharga Rp. 40.000/seekor dan berhasil saya dapat dengan harga final Rp. 20.000/ ekor. Gila kan? Niatnya beli sepasang, jantan dan betina, namun betinanya belum selesai melewati proses pengeringan.

Kupu- Kupu biru diurutan ketiga dan keempat adalah jenis Swallowtail, bernama species (Papillo Ulyses). Yang cerah dan terang adalah pejantannya, sedangkan yang diurutan keempat adalah species yang sama, namun betinanya. Inilah Icon asli kupu- kupu Bantimurung. Harganya sepasang adalah Rp. 30.000. Kalau di Jakarta? Rp. 200.000 di Kebun Raya Bogor dan di Taman Mini Indonesia Indah, itupun kalau stok masih ada ya! Puas! Puas!!!!


Niatnya beli, eh, malah dapat bingkai gretongan untuk awetan kupu- kupu saya.
Trims Pak Rafiq!

Kupu- Kupu lain yang berhasil saya dapatkan adalah termasuk jenis langka dan sudah sangat jarang sekali di Indonesia, hidupnya disekitar Sulawesi dan Papua. Pernah dapat tawaran lewat kaskus, dan harganya mencapai Rp. 700.000 seekor, tanpa bingkai dan saya kalah dalam pelelangan online tersebut. Namun di Bantimurung, berhasil saya dapatkan melalui penjual lain ( bukan Pak Rafiq ) seharga Rp. 175.000/ ekor dari penawaran semula seharga Rp. 350.000. Hadiah buat apartemen kakak perempuan sepupu saya yang juga maniak kupu- kypu, gara- gara ketepa saya. Dan belinya main petak umpet, mungkin penjual takut ketahuan sama agen resmi diarea Bantimurung. Saya dong jadi kejaran para penjual kupu- kupu. Belinya ketara nafsu. Whatever, i got it! Dan saya menjatuhkan kepercayaan saya kepada Pak Rafiq dan istrinya yang ramah. 

Beautiful rare Papuas Butterfly!

Ini alamat keluarga Pak Rafiq, pastikan diri mampir ya, 
trust me, mereka tipe penjual jujur dan tidak serakah