Rabu, 22 September 2010

Hutan Manggrove - Jakarta Utara



Terletak tepat di bibir pantai Muara Angke - Jakarta Utara. Dibutuhkan waktu lebih dari 1,5 jam untuk bisa menyelesaikan track yang terbuat dari papan kayu yang disusun panjang hingga membentuk jembatan yang maha panjang tersebut. Track hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Banyak sekali penduduk Jakarta yang belum mengetahui eksistensi kawasan konservasi ini. Padahal Hutan Manggrove ini memegang peranan penting dalam menjaga Jakarta Raya dari abrasi laut.

Berikut saya sajikan gambar track yang saya maksud.



Jangan lupa menggunakan lotion anti nyamuk, meski anda siang- siang kesini. Untuk mereka yang berkulit sensitif apalagi jangan lupa lotion anti nyamuk dan SPF nya. Toilet hanya terdapat di depan pintu masuk, setelah anda memutuskan untuk jalan kaki dengan menyusuri jembatan, anda tidak akan menemukan toilet umum kembali. hanya ada sebuah rumah kayu berukuran 5 x 4 meter yang kosong, dan dijadikan tempat berteduh atau sekedar duduk santai menikmati suasana.

Banyak sekali hewan yang bisa dijumpai di kawasan ini. Monyet liar hidup sangat nyaman dan tentram. Aneka burung rawa dengan porsi ukuran tubuh kecil namun berwarna- warni bisa dijumpai disini. Ular pun dengan warna ala stabillo juga pernah saya saksikan sendiri dengan mata kepala saya. Tidak besar, maksimal semeter. Anda tidak perlu takut, panjang kayu yang dibuat cukup tinggi dari rawa, membuat anda aman dari sergapan tiba- tiba hewan- hewan liar. Tentu saja ini tidak berlaku untuk monyet - karena mereka bebas melompat ke arah anda. Saya tidak punya tips canggih untuk melarikan diri dari kejaran monyet liat ini. Ketika di briefing dipintu depan, sang pengawas hanya memberi tips : Jangan membawa makanan yang mencurigakan dan jangan menatap mata monyet tersebut, lalu anda akan aman dari serbuan mereka.

Hewan- hewan yang menjadi legenda, namun sulit dipertanggung jawabkan kebenarannya adalah, ular raksasa yang lebih dari sepuluh meter ( hanya pengawas tertentu yang mengaku pernah melihat ular ini ), lalu buaya- buaya rawa. Ekosistem disana memang mendukung sekali habitat buaya rawa, jadi memang tidak mengherankan menjumpai salah satu diantaranya, mengingat ekologi ini memungkinkan. Yang belum nyantol dilogika saya adalah, buaya merupakan hewan berdarah dingin, yang artinya setiap kali mereka selesai makan, mereka harus diam saja sambil berjemur matahari untuk memproses makanan didalam perut mereka sekaligus mengalirkan darahnya ke seluruh saraf pusat. Lalu kemana mereka ngumpet dan berjemur siang- siang tanpa terlihat manusia? yang terakhir adalah Lele dumbo seukuran motor bebek. Yang terakhir ini sih saya percaya saja meski belum pernah melihat sendiri, pasalnya sering sekali ikan- ikan berukuran raksasa mampir keatas permukaan sesekali untuk sekedar hunting makanan ataupun oksigen, entahlah. Anda bisa melihat sendiri jika anda cukup sabar menunggu.

Saya membagi kawasan ini menjadi 3 kawasan.

Hutan Biasa - namun super teduh dan asri. Sebagai "Pintu Selamat Datang" anda memasuki kawasan ini.



 Kolam Rawa - yang menjadi daya tarik utama dengan warnanya dan panoramanya. Sering diadakan sesi pemotretan Pre- Wedding di spot ini



 Ujung Akhir Track yang terdiri atas pohon bakau besar nan teduh.


Konon Hutan Bakau dengan pohon raksasa inilah yang menyelamatkan Jakarta duluan apabila terdapat ' serangan ' ombak besar dari laut yang menyebabkan abrasi. Jika tanpa Hutan Bakau ini, dijamin, Jakarta akan lebih cepat lagi tergerus air laut dan lebih Banjir lagi dimana- mana. Jadi ekosistem ini penting, dan saya menemukan banyak sekali orang yang belum tahu adanya kawasan Hutan Manggrove ini, bahkan kawan- kawan saya sendiri yang tinggal didekat kawasan ini ( Pantai Indah Kapuk ) dan setiap hari melewati pintu masuk kawasan ini, namun tidak tahu menahu eksistensi keberadaan ekosistem cantik ini. Saya sendiri tahu dari hasil menontonnya di DA'I TV. 

Beberapa tips bagi anda. 

Jangan pamer camera SLR anda kepada para pengawas disana. Untuk masuk ke kawasan ini sebenarnya membutuhkan prosedur yang tidak sederhana ( mengingat ini adalah kawasan konservasi alam ), bukan tempat hiburan bagi umum. Mereka yang membawa camera mahal bisa dimintai HTM ( Harga Tiket Masuk ) yang mahal pula apabila tidak berkenan mengikuti prosedur masuk.

Katakan terus terang kepada penjaga disana kalau anda membutuhkan guide. Mereka akan sangat berterima kasih dengan pemberian tips ala kadarnya.

Pengunjung dengan jumlah 5 orang keatas sebaiknya melakukan perjanjian terlebih dahulu.

Terdapat penyewaan kapal boat untuk mengitari keseluruhan kawan konservasi ini, saya belum bisa bercerita banyak karena saya sendiri belum pernah menggunakan fasilitas ini.

Jauhi berkunjung di jam 11 pagi - 3 sore : Super Panas mengingat kawasan ini juga terletak dibibir pantai.

Antara jam 8 pagi - 9 pagi anda akan menemukan banyak ras itik dan burung rawa, juga kupu- kupu yang bermotif eksotis.

Antara jam 4 sore - 5 sore suasananya sungguh tentram dan nyaman, pohon rindang setelah berfotosintesis mengeluarkan aroma oksigen yang baunya khas dan monyet liar banyak bermain pada jam ini. Jangan mengunjungi kawasan ini lebih dari jam 5 sore, nyamuknya parah!

Dan yang terakhir, jangan lupa bawa kamera anda!

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar