Rabu, 22 September 2010

Sutra Kasih Yang Mendalam Dari Orang Tua Dan Kesulitan Membalasnya




Pada waktu itu Tathagata memakai delapan macam suara yang sangat dalam dan bersih, seraya berkata kepada kumpulan besar itu, "Anda semua harus mengetahui ini, sekarang akan kami jelaskan beberapa segi dari hal ini."


"Bila ada seseorang yang mengangkat ayahnya dengan bahu kirinya dan ibunya dengan bahu kanannya dan oleh karena beratnya menembus tulang sumsumnya sehingga tulang-tulangnya hancur menjadi debu, dan orang-orang tersebut mengelilingi Puncak Semeru seratus ribu kalpa lamanya sehingga darah yang keluar dari kakinya membasahi pergelangan kakinya, orang tersebut belum cukup membalas kebaikan yang mendalam dari orang tuanya".
"Bila ada seseorang yang selama waktu satu kalpa yang penuh dengan kesukaran dan kelaparan, memotong sebagian dari daging badannya sendiri untuk memberi makan orang tuanya dan ini diperbuatnya sebanyak debu yang di lalui dalam perjalanan ratusan ribu kalpa, orang itupun belum membalas kebaikan yang dalam dari orang tuanya"
"Bila ada satu orang yang demi orang tuanya, mengambil sebuah pisau yang tajam dan mencungkil kedua belah matanya dan mempersembahkannya kepada Tathagata, dan terus melakukannya hingga beratus-ratus ribu kalpa, orang tersebut masih tetap belum membalas kebaikan yang mendalam dari orang tuanya".
"Bila ada orang yang demi ayah dan ibunya mengambil sebuah pisau tajam dan mengeluarkan jantung dan hatinya sehingga darah mengucur dan menutupi tanah dan dia melakukan ini dalam beratus ribu kalpa, tiada sekalipun mengeluh tentang kesakitannya,orang tersebut tetap belum dapat membalas kebaikan yang besar dari orang tuanya".
"Bila ada orang demi orangtuanya, menghancurkan tulang-tulangnya sendiri sampai ke sumsum dan melakukan ini hingga beratus ribu kalpa, orang itu tetap belum membalas kebaikan yang besar dari orang tuanya".
"Bila ada orang yang demi orang tuanya menelan butiran-butiran besi yan gmencair dan berbuat demikian hingga beratus ribu kalpa, orang itu tetap belum dapat membalas kebaikan yang mendalam dari orang tuanya".

Pada waktu itu, ketika mendengar Buddha membicarakan kebaikan dan kebajikan orang tua, setiap orang dalam kumpulan besar itu menangis diam-diam dan merasakan kepedihan dalam hatinya. mereka merenungkannya dan segera merasa malu dan berkata kepada Sang Bhagava, "Oh, Sang Bhagava, bagaimana kami dapat membalas kebaikan yang dalam dari orang tua kami?"
Sang Buddha menjawab, "Wahai siswa-siswa Buddha, bila engkau ingin membalas kebaikan orang tuamu, tulislah Sutra ini untuk mereka. Kumandangkanlah Sutra ini untuk mereka. bertobatlah atas pelanggaran-pelanggaran dan kesalahan-kesalahan demi mereka. untuk kepentingan orang tua berikanlah persembahan kepada Tri Ratna. demi orang tua, patuhlah kepada perintah untuk hanya memakan makanan suci dan bersih. Demi orang tua biasakanlah berdana dan mencari keberkahan. Bila engkau dapat melakukan ini, engkau adalah anak yang berbakti. bila engkau tidak melakukannya, engkau adalah orang yang akan menuju pada alam sengsara".
Sang Buddha mengatakan kepada Ananda, " Bila seseorang tidak berbakti ketika hidupnya berakhir dan badannya membusuk, dia akan jatuh ke dalam Neraka Avici yan gtidak terbatas. Neraka yang besar ini kelilingnya delapan puluh ribu Yojana, dan dikelilingi dinding besi padake empat sisinya.Diatasnya ditutup oleh jaring-jaring, dan lantainya juga dibuat dari besi. Api akan membakar dengan berkobar-kobar, sementara itu petir bergemuruh dan sambaran kilat yang berapi-api akan membakar. Perunggu yang cair dan cairan besi akandisiramkan keatas badan orang-orang yang bersalah. Anjing-anjing perunggu dan ular-ular besi terus-menerus memuntahkan api dan asap yang membakar orang-orang bersalah dan memanggang badan dan lemaknya hingga menjadi bubur.
"Oh, penderitaan yang hebat ! Sukar menahankannya, sukar menanggungkannya ! Ada galah, pengait, lembing-lembing, tombak-tombak besi dan rantai-rantai besi, pemukul-pemukul dari besi, dan jarum-jarum besi. Roda-roda dari pisau besi turun bagai hujan dari udara. Orang yang bersalah itu dicincang dipotong atau ditikam dan mengalami hukuman-hukuman yang mengerikan ini selama berkalpa-kalpa tidak henti-hentinya. Kemudian mereka memasuki neraka-neraka berikutnya, di mana kepala mereka akan ditutupi mangkok-mangkok yang panas sekali, sedangkan roda-roda besi akan menggilas badan mereka secara mendatar dan tegak lurus sehingga perutmereka pecah dan daging serta tulang-tulangnya menjadi lebur. Dalam satu hari mereka akan mengalami beribu-ribu kelahiran dn kematian. Penderitaan penderitaan yang demikian adalah akibat melakukan kelima perbuatan jahat dan karena tidak berbakti selama seseorang masih hidup.
Pada waktu itu setelah mendengar Sang Buddha membicarakan sutra tentang kebajikan orang tua, setiap orang dalam kumpulan besar itu menangis dengan sedihnya dan berkata kepada Tathagata, "Pada hari ini, bagaimana kami dapat membalas kebaikan yang dalam dari orang tua kami ?"
Sang Buddha berkata, " Wahai siswa-siswa Buddha, bila engkau ingin membalas kebaikan-kebaikan mereka, maka demi mereka salinlah sutra ini. ini sesungguhnya membalas kebaikan merka. bila seseorang dapat menyalin satu saja maka dia akan melihat satu Buddha. bila seseorang dapat menyalin sepuluh buah, maka dia akan melihat 10 Buddha. Bila seseorang dapat menyalin 100, maka ia akan bertemu 100 Buddha. Bila seseorang dapat menyalin 1000 maka ia akan melihat 1000 Buddha. Bila seseorang dapat menyalin 10.000, maka ia akan melihat 10.000 Buddha. Inilah kekuatan yang diperoleh bila orang-orang saleh menyalin Sutra. Semua Buddha akan selamanya melindungi orang yang demikian itu dan dapat dengan segera menyebabkan orang-orang tua mereka lahir kembali di surga, untuk menikmati segala kebahagiaan dan meninggalkan penderitaan-penderitaan neraka.

Pulau Pramuka - Kepulauan Seribu



Nama resminya seharusnya Pulau Pramuka di Teluk Jakarta, bukannya Kepulauan Seribu lagi sejak tahun 2001. Tapi keburu terkenal dengan nama Kepulaun Seribu. Berjarak 2 jam perjalanan dan ditempuh dengan kapal nelayan ber- diesel dari Muara Angke - Muara Karang, Pluit dengan biaya per satu orang dewasa Rp. 30.000. Jika anda menyebrang kesana dengan kapal Fery besar dari Pantai Marina - Ancol, biayanya bisa berkali- kali lipat, tergantung kemewahan kapal yang anda pilih.

Dermaga Panjang ala kolonial Belanda menyambut anda setibanya di Pulau Pramuka. Dalam perjalanan kesana, anda akan melewati beberapa Pulau wisata lainnya. Salah satu pulau yang sampai hari ini saya belum kesampaian menginjakkan kaki kesana adalah Pulau Burung. Isinya ya burung semua. Tidak seperti Pulau Pramuka yang merupakan tujuan wisata, Pulau Burung dimaksudkan untuk kawasan konservasi Suka Marga Satwa. Saya akan meluangkan waktu berlabuh disana kapan- kapan. 

Diwajah bagian depan Pulau Pramuka anda akan menemukan Puskesmas yang sudah dibangun dengan apik ( terakhir kali saya kesana, puskesmasnya sudah jadi, namun tutup, karena saya kesana pada akhir minggu ). Alat transportasi utama didalam Pulau Pramuka ialah berjalan kaki, dikarenakan memang Pulau ini tidak terlalu luas dengan kapasitas penduduk kurang dari 100 kepala keluarga. Penduduk disini sangat ramah dan tidak mata duitan. Sopanlah dengan mereka, kali lain anda berkunjung kesana lagi, anda akan diminta untuk tinggal dirumah mereka saja, tidak di Cottage.

Cottage disini terletak persis dibibir pantai, baik di bagian depan pulau, maupun belakang pulau, posisinya selalu persis dibibir pantai. Ini membuat anda memiliki akses pribadi kearah pemandangan laut yang biru kehijau- hijauan. Cottage nya sendiri relatif murah kalau saya bilang, antara Rp. 250.000 - Rp. 350.000 pada tahun 2009 per-malam dan muat hingga 8 orang dewasa. Saya hanya sekali pernah menginap di Cottage nan nyaman dan tak kalah dengan Putri Duyung Cottage ini. Kali lain saya mengunjungi pulau ini, seorang teman mengajarkan saya untuk liburan ala backpacker dengan menyewa pemukiman penduduk yang bisa disewakan dengan harga satu rumah yang muat 10 - 15 orang = Rp. 150.000 - Rp. 250.000 per malam - lengkap dengan snack sore gratis dan kopi serta teh setiap pagi.

Sebenarnya kalau mau jujur, tak banyak yang bisa anda lakukan di Pulau Pramuka ini. Pilihannya adalah : Scuba Diving  ( menyelam dengan peralatan tabung lengkap ), Snorkling ( menyelam - tanpa tabung oksigen ),  Memancing, Banana Boat, Kayaking ( mendayung perahu ) serta mengunjungi kawasan pelestarian penyu. Bapak penjaga disana mengaku inilah tempat resmi untuk membiakkan sekaligus penangkaran penyu yang hampir masuk dalam daftar langka dalam list Fauna Indonesia. Dan cara pelepasannya pun "dipikirkan". Kelak setelah saya pulang dari Pulau Pramuka, didalam kapal, saya menemukan beberapa anak muda yang berhasil "membawa" anakan penyu sebagai "oleh-oleh". Aneh!. Tapi saya tak mau berburuk sangka pada si bapak penjaga penyu yang sudah berbaik hati menerangkan panjang lebar.

Inilah Induk Penyu, konon bapak Presiden kita menamainya SBY, ketika beliau menyempatkan diri berkunjung kesana. ( Pengakuan pak penjaga ). Cangkangnya unik, meliuk masuk kedalam karena cacat sedari lahir katanya.




Inilah hasil anakan dari Induk betina diatas, ketika saya berkunjung kesana, saya menemukan lebih dari 100 anakan yang berhasil menetas dengan sempurna.







Penyu dengan corak yang sama dengan kawasan penangkaran berhasil dibondol pulang beberapa anak muda sebagai "oleh- oleh"







Beberapa hal menarik lainnya yang bisa anda lakukan disana adalah, apabila anda menginap di bibir pantai, sempatkan menunggu kawanan lumba- lumba Teluk Jakarta ( Badannya tidak sebesar yang anda lihat di Ancol atau di tivi, dan warnanya coklat kehitaman dengan motif totol putih ). Kawanan ini rutin mengunjungi depan bibir Pulau Pramuka yang kaya ikan setiap pukul 5 pagi - 6 pagi. Jadi jangan sampai kelewatan. Sayang saya tidak berhasil membidik foto mereka karena lupa membawa kamera ketika ngopi dibibir pantai pagi- pagi.

Kegiatan lainnya yang positif adalah anda bisa turut serta " menanam kembali " terumbu karang dengan donasi per- terumbu karang Rp.25.000, lalu anda akan dipinjamkan peralatan snorkling dan terumbu tersebut diberi Tag nama anda. Saya pernah turut serta menanam sepasang terumbu karang cantik pada tahun 2007, lalu ketika saya kembali lagi ke tempat yang sama pada tahun 2008, terumbu saya sudah meninggi hampir 50 cm dan kian melebar dan meninggi pada tahun 2009 ( Jenis terumbu yang ditanam beragam, ada yang mudah tumbuh, ada pula yang tidak ). Saya tidak berhasil menemukan Tag nama saya. Namun saya percaya, terumbu yang saya tanam kini telat berubah menjadi kumpulan terumbu cantik berwarna pink dan keunguan. Banyak sekali ikan warna - warni cantik yang hilir mudik di antara terumbu hasil donasi ini.

Prosesi penanaman kembali Terumbu Karang.


Sisanya saya menikmati panorama pulau dengan air yang bening dan bersih sambil menyantap aneka seafood khas setempat yang harganya lebih murah dibandingkan dengan beras disana. Pulau Pramuka - atau Pulau disekitar perairan Teluk Jakarta dapat menjadi alternatif bagi anda yang ingin menghabiskan weekend dengan  santai lagi murah. Total saya membawa Rp. 500.000 didalam dompet ( pastikan anda selalu membawa uang lebih, disana tak ada mesin ATM ), namun hanya terpakai kurang dari Rp. 300.000. Tak banyak yang bisa anda belanjakan disana selain makanan, rokok dan bermain. Andapun bisa berkeliling ke pulau- pulau lain yang dekat dengan Pulau Pramuka ( jaraknya hanya 10 - 15 menit ) dengan ongkos per orang Rp. 3.000, sebutannya Ojek Air.


Gambar ojek air yang saya maksud


Pemandangan dari sisi sebelah barat Pulau Pramuka

Matahari yang mengantar kepulangan saya kembali menuju Jakarta

Ijinkan saya untuk mengingatkan untuk menjaga kesehatan dengan baik dan membawa perlengkapan obat- obatan sendiri karena jika anda berkunjung pada akhir minggu, dijamin askes puskesmas maupun dokter tidak terdapat di Pulau ini.

Senantiasa mengisi bak mandi penginapan anda dan rajin- rajinlah me - recharge batere handphone, laptop maupun kamera anda, dikarenakan listrik di pulau ini tidak 24 jam, bahkan hingga January 2010 saya bertandang kesana, masih sama kondisinya. rata- rata listrik menyala antara 10 - 14 jam saja dan di sore hingga larut malam hari.

Dan jangan lupa untuk menjaga sopan- santun anda ketika bertandang di Pulau ini. Mayoritas penduduk di pulau masih kental dengan adat istiadat tradisional dan cukup religius.

Selamat berlibur !

Hutan Manggrove - Jakarta Utara



Terletak tepat di bibir pantai Muara Angke - Jakarta Utara. Dibutuhkan waktu lebih dari 1,5 jam untuk bisa menyelesaikan track yang terbuat dari papan kayu yang disusun panjang hingga membentuk jembatan yang maha panjang tersebut. Track hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Banyak sekali penduduk Jakarta yang belum mengetahui eksistensi kawasan konservasi ini. Padahal Hutan Manggrove ini memegang peranan penting dalam menjaga Jakarta Raya dari abrasi laut.

Berikut saya sajikan gambar track yang saya maksud.



Jangan lupa menggunakan lotion anti nyamuk, meski anda siang- siang kesini. Untuk mereka yang berkulit sensitif apalagi jangan lupa lotion anti nyamuk dan SPF nya. Toilet hanya terdapat di depan pintu masuk, setelah anda memutuskan untuk jalan kaki dengan menyusuri jembatan, anda tidak akan menemukan toilet umum kembali. hanya ada sebuah rumah kayu berukuran 5 x 4 meter yang kosong, dan dijadikan tempat berteduh atau sekedar duduk santai menikmati suasana.

Banyak sekali hewan yang bisa dijumpai di kawasan ini. Monyet liar hidup sangat nyaman dan tentram. Aneka burung rawa dengan porsi ukuran tubuh kecil namun berwarna- warni bisa dijumpai disini. Ular pun dengan warna ala stabillo juga pernah saya saksikan sendiri dengan mata kepala saya. Tidak besar, maksimal semeter. Anda tidak perlu takut, panjang kayu yang dibuat cukup tinggi dari rawa, membuat anda aman dari sergapan tiba- tiba hewan- hewan liar. Tentu saja ini tidak berlaku untuk monyet - karena mereka bebas melompat ke arah anda. Saya tidak punya tips canggih untuk melarikan diri dari kejaran monyet liat ini. Ketika di briefing dipintu depan, sang pengawas hanya memberi tips : Jangan membawa makanan yang mencurigakan dan jangan menatap mata monyet tersebut, lalu anda akan aman dari serbuan mereka.

Hewan- hewan yang menjadi legenda, namun sulit dipertanggung jawabkan kebenarannya adalah, ular raksasa yang lebih dari sepuluh meter ( hanya pengawas tertentu yang mengaku pernah melihat ular ini ), lalu buaya- buaya rawa. Ekosistem disana memang mendukung sekali habitat buaya rawa, jadi memang tidak mengherankan menjumpai salah satu diantaranya, mengingat ekologi ini memungkinkan. Yang belum nyantol dilogika saya adalah, buaya merupakan hewan berdarah dingin, yang artinya setiap kali mereka selesai makan, mereka harus diam saja sambil berjemur matahari untuk memproses makanan didalam perut mereka sekaligus mengalirkan darahnya ke seluruh saraf pusat. Lalu kemana mereka ngumpet dan berjemur siang- siang tanpa terlihat manusia? yang terakhir adalah Lele dumbo seukuran motor bebek. Yang terakhir ini sih saya percaya saja meski belum pernah melihat sendiri, pasalnya sering sekali ikan- ikan berukuran raksasa mampir keatas permukaan sesekali untuk sekedar hunting makanan ataupun oksigen, entahlah. Anda bisa melihat sendiri jika anda cukup sabar menunggu.

Saya membagi kawasan ini menjadi 3 kawasan.

Hutan Biasa - namun super teduh dan asri. Sebagai "Pintu Selamat Datang" anda memasuki kawasan ini.



 Kolam Rawa - yang menjadi daya tarik utama dengan warnanya dan panoramanya. Sering diadakan sesi pemotretan Pre- Wedding di spot ini



 Ujung Akhir Track yang terdiri atas pohon bakau besar nan teduh.


Konon Hutan Bakau dengan pohon raksasa inilah yang menyelamatkan Jakarta duluan apabila terdapat ' serangan ' ombak besar dari laut yang menyebabkan abrasi. Jika tanpa Hutan Bakau ini, dijamin, Jakarta akan lebih cepat lagi tergerus air laut dan lebih Banjir lagi dimana- mana. Jadi ekosistem ini penting, dan saya menemukan banyak sekali orang yang belum tahu adanya kawasan Hutan Manggrove ini, bahkan kawan- kawan saya sendiri yang tinggal didekat kawasan ini ( Pantai Indah Kapuk ) dan setiap hari melewati pintu masuk kawasan ini, namun tidak tahu menahu eksistensi keberadaan ekosistem cantik ini. Saya sendiri tahu dari hasil menontonnya di DA'I TV. 

Beberapa tips bagi anda. 

Jangan pamer camera SLR anda kepada para pengawas disana. Untuk masuk ke kawasan ini sebenarnya membutuhkan prosedur yang tidak sederhana ( mengingat ini adalah kawasan konservasi alam ), bukan tempat hiburan bagi umum. Mereka yang membawa camera mahal bisa dimintai HTM ( Harga Tiket Masuk ) yang mahal pula apabila tidak berkenan mengikuti prosedur masuk.

Katakan terus terang kepada penjaga disana kalau anda membutuhkan guide. Mereka akan sangat berterima kasih dengan pemberian tips ala kadarnya.

Pengunjung dengan jumlah 5 orang keatas sebaiknya melakukan perjanjian terlebih dahulu.

Terdapat penyewaan kapal boat untuk mengitari keseluruhan kawan konservasi ini, saya belum bisa bercerita banyak karena saya sendiri belum pernah menggunakan fasilitas ini.

Jauhi berkunjung di jam 11 pagi - 3 sore : Super Panas mengingat kawasan ini juga terletak dibibir pantai.

Antara jam 8 pagi - 9 pagi anda akan menemukan banyak ras itik dan burung rawa, juga kupu- kupu yang bermotif eksotis.

Antara jam 4 sore - 5 sore suasananya sungguh tentram dan nyaman, pohon rindang setelah berfotosintesis mengeluarkan aroma oksigen yang baunya khas dan monyet liar banyak bermain pada jam ini. Jangan mengunjungi kawasan ini lebih dari jam 5 sore, nyamuknya parah!

Dan yang terakhir, jangan lupa bawa kamera anda!

Semoga bermanfaat.