Sabtu, 07 Juli 2012

Mengenai Kalajengking Istimewa Dean


JASMANI

Tanggal 7 Juli 2012

Pagi ini saya memberanikan diri untuk chat di Mirc. Niatnya random tak beraturan. Menemukan seseorang yang klik juga dan punya foto profile yang menggugah naluriah. Akhirnya memberanikan diri mengajak berkenalan dengan makan siang bersama di restoran cepat saji.

Berakhir ke urusan ranjang. 

Jelas sekali ada ketertarikan fisik yang amat sangat kuat diantara kita berdua. Bagai vampire yang haus akan darah, kami berdua menghisap apapun yang panca indra ini mampu serap diantara bias cahaya. Tingkah pola kami penuh dosa. Kami antara ada dan tiada dengan mata terbuka maupun terpejam. Badan kami berdua bau akan saliva. Bau yang paling nikmat yang pernah kucium dari tubuh manusia dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini.

Testosteron menggeliat dan adrenaline memacu.

Dan sekali lagi saya tersengat kalajengking yang maha dahsyat. 

Kami tidak turun dari ranjang sejak siang sampai Adzan Mahgrib membahana. Ketika dia berpamit hendak pulang, diam- diam saya berdoa agar kami entah bagaimana caranya dipertemukan kembali. Saya candu akan sengatnya.

Malam menjelang subuh, masuk sms tak dikenal yang mengaku adalah pacar dari sang calon tambatan hati tadi. Ilusi bubar dadakan dan realita menyeruak naik ke permukaan. Nasib saya memang jarang mujur kalau berhadapan dengan kalajengking. 

Dejavu. 

Singa yang malang . . .

Kepalang basah, semoga racun yang masih ada dalam tubuh cukup kuat untuk melanjutkan sesi proses Euthanasia. Saya bosan dengan rutinas dan reaksi yang saya ambil selama ini. Hal beginian ga ada urusannya sama otak dan logika, tetap aja bakal kepleset. Saatnya terjun bebas.

Salam hangat dan semoga saya bisa berbahagia bahkan didalam duka nestapa. Sebuah Moha.



----------------- updating -----------------



ROHANI 


Tanggal 20 Agustus 2012

Satu hari setelah Ramadhan memasuki hari raya Idul Fitri. Kalajengking tercinta baru saja beranjak pamit untuk pulang beberapa saat yang lalu dari kediaman saya. Kami baru saja menyelesaikan beberapa urusan yang sifatnya pribadi, secara fisik.

Saya masih kerap menemuinya semenjak kejadian pada tanggal 7 Juli 2012 yang lalu. Meski kala itu, saya masih shock terhadap drama gelap dadakan yang menghampiri. Namun saya berhasil me- manage beberapa pertemuan dengan dirinya tanpa harus selalu terlibat diurusan fisik semata. Berusaha mencari tahu lebih banyak akan tentangnya, apapun juga.

Ceritanya dimulai pada saat kali pertama kita berjumpa, rasa ketertarikan yang amat kuat memicu saya untuk mengajaknya ke pesta ulang tahun sederhana yang akan saya adakan bersama dengan para kerabat dan kawan dekat pada 21 Juli yang lalu, meski sebenarnya ulang tahun saya jatuh pada 23 Juli, saya memilih merayakannya diakhir pekan yang santai daripada dihari senin pada tanggal 23. Ia memberi sinyal bahwa ia akan berusaha hadir disana untuk saya. Meski kenyataannya tidak. Sebuah ide bahwa ia harus berurusan secara sosial kepada sekelompok orang asing sekaligus didalam hidup saya tidak membuatnya nyaman. Saya tidak kaget sama sekali ketika pada hari perayaan tersebut ia mangkir untuk hadir.

Sehari setelah perayaan tersebut, namun satu hari sebelum ulang tahun saya yang sebenarnya, Scorpio berusaha untuk hadir secara personal dihari jadi saya. Kami memilih sebuah resto tepi laut di kawasan utara Jakarta. Tempatnya cukup nyaman dan aman bagi kita berdua. Saya bisa melihat matanya menggeliat hangat, tanda bahwa ia akan kerasan berada disana untuk waktu yang cukup lama. Memasuki bulan Ramadhan, ini sekaligus adalah acara berbuka puasa kita yang paling pertama kali. Kami memesan beberapa menu makanan dan terlibat pembicaraan yang hangat dan intim. Kebanyakan membahas perihal mengenai cara pandang kita terhadap hidup, hubungan antar manusia, dan hubungan manusia dengan Penciptanya.

Kalau diawal bulan saya berkenalan dengan jasmaninya, kali ini saya berkenalan dengan cara berpikirnya. Kenyataan bahwa saya menemukan sisi lain dirinya yang cukup religius dan menyerahkan dirinya murni terhadap dogma agamanya membuat saya kagum. Tadinya saya berharap berkenalan dengan sebuah pribadi Atheis, atau lepas bebas, seperti caranya bersetubuh, namun saya salah total kali ini. Kalajengking yang satu ini punya beberapa aturan yang akan ia patuhi dengan caranya yang luar biasa taat. Dan rasa hormat saya pada dirinya mulai timbul. Setidaknya ia tidak sedingin yang saya kira.

Tidak ada yang terlalu istimewa  akan pertemuan kita berdua malam itu, namun kenyataan bahwa dia bisa membuka dan berbagi jalan pikirannya kepada saya, membuat saya kagum dan terkesan. Komposisi kepribadian yang unik dan aneh. Saya cenderung agak antipati kepada mereka yang bergerilya menjalani gaya hidup seks dengan bebas. Dalam opini dan pandangan saya, mereka cenderung tidak mau terikat, dan jarang mengambil sudut pandang sebagai orang kedua atau ketiga dalam hal yang melibatkan perasaan. Sepertinya saya terlalu jauh menghakimi Scorpio yang satu ini. Dan saya sudah menilainya dengan cara yang kurang adil, bahkan sejak awal pertama kali kita bertemu.

Dia mengantarkan saya kembali kerumah, tidak ada kontak fisik kali ini. Pergesekan antara proton dan neutron lebih terasa didalam pikiran. Ada sesuatu dari dirinya yang sudah berhasil mengusik pikiranku. Dan suara itu sudah berani mulai beriak berisik.

Dan memanggil- manggil . . . 

Sepanjang bulan Ramadhan beribadah puasa, kami kerap menghabiskan malam hari berdua, kali ini lebih sering dikediamannya. Saya berusaha hadir disana untuk memberikan support dan dukungan terhadap apa yang ia yakini. Juga memastikan dirinya memiliki menu berbuka puasa atau menu sahur yang layak makan dan memenuhi standar gizi yang memadai versi saya. Jelas sekali saya berusaha mengabaikan beberapa bunyi alarm peringatan didalam hati dan pikiran saya sendiri akan kesan saya mengenai dirinya diawal kami berjumpa dan berpisah.

Sejak dimalam pertama saya tidur diranjangnya hingga bulan puasa usai, kami berdua berhasil mengendalikan diri untuk tidak berbuat lebih jauh untuk urusan birahi. Dan ini sesuatu yang amat sangat jarang terjadi antara diri saya dengan seseorang yang memiliki magnet sekuat dirinya. Bukti bahwasanya saya bertindak seperti seorang pecandu akan dirinya selama bulan Ramadhan. Saya berusaha sesering mungkin hadir disisinya, dan selalu berusaha tidak melewati koridor akan makna bulan suci Ramadhan.

Dan malam ketika saya mengetik halaman blog ini adalah puncak klimaks dari apa yang telah berhasil kami lalui berdua sampai sejauh ini. Rasanya saya tidak perlu mengetik detail tentang apa yang baru saja kami kerjakan berdua.

Lagipula komposisi antara rasi Leo dan Scorpio sudah melegenda. 



----------------- updating -----------------


Pembicaraan Hati

Tanggal 21 Agustus 2012

Scorpio baru saja beranjak pulang. Kami baru saja berjumpa, sebuah kencan yang memang sudah diagendakan sebelumnya, untuk memijat di pusat Reflexiology dekat perumahan saya, makan malam sederhana dirumah, dan seks maha dahsyat setelah bulan puasa usai.

Dia bersikap super manis malam ini. 

#nomor 1

Ketika dia kehabisan lauk makan di meja makan saya, saya menawarkan diri menggoreng nugget cepat saji didapur, yang dengan cepatnya ia tolak dengan alasan bukan karena segan membuat saya repot, tapi lebih karena dia tak mau makan sendirian dimeja makan, dan juga tak mau melihat saya nanti makan sendirian ketika ia telah usai. Ia maunya makan berdua. Nugget tetap saya goreng dan saya tinggal dipanci penggorengan, which is menjadi gosong, yang ternyata tetap saja dia makan dengan senang hati.

#nomor 2

Setelah lelah kami bersetubuh dan dia lemas lunglai, saya masih bertahan belum mencapai klimaks. Dia, dengan sabarnya mengecup dan membelai kulit saya yang telanjang. Sebenarnya itu bukan sesuatu hal yang baru, tapi saya merasa berbeda dengan bagaimana caranya ia melakukan itu kali ini. Lembut dan penuh perasaan. Setelah saya mencapai klimaks, ia, menatap wajah saya dengan lembut, dan menghujani wajah saya dengan kecupan, lebih dari selusin. Dan ini kali pertama ia melakukan hal tersebut. Pasca seks yang sangat berkesan.

#nomor 3

Ia tidak pernah membiarkan hanya saya yang sendirian menggosok punggung miliknya dengan sabun ketika kami berdua sedang mandi dibawah shower. Meskipun saya jelas- jelas sudah selesai mandi bersih secara total, ia, dengan taktik yang halus namun manipulatif, selalu berhasil mencapai  punggung saya dan menggosoknya dengan sabun hingga bersih tuntas. Dan itu artinya ekstra waktu, dibawah guyuran shower air hangat, telanjang berdua dengannya.

#nomor 4

Ketika kami terlibat pembicaraan ringan yang seru, ia dengan terburu- buru memotong kalimat saya, dan menjelaskan pada saya bahwa makna ' Jodoh ' itu absurb baginya. Dia tidak mempercayai kata ' Jodoh '. Ia percaya siapapun bisa berjodoh dengan apapun dan siapapun asalkan mau berusaha. Yang artinya ia mengartikan kepada saya secara analogis, bahwa kedekatan antara saya dan dirinya saat ini, adalah dikarenakan salah satu dari kami ( semoga saja karena berdua ) telah berusaha untuk mau memahami satu sama lain dengan lebih baik lagi.

#nomor 5

Ini pertama kali ia melontarkan pujian kepada saya, ia mengatakan perbendaharaan saya akan wawasan mengenai cara menangani sakit penyakit cukup banyak dan selalu membuatnya terkesima. Saya tidak mengidap amnesia dan ini adalah pujiannya yang paling pertama sejak awal kita bertemu.

#nomor 6

Ini juga kali pertama ia mengirimkan pesan teks kepada saya ( tepat ketika saya mengetik tulisan ini ), bahwa ia menawarkan diri menemani saya tidur. Bahkan setelah melewati sesi seks yang maha dahsyat, ia masih mau melakukan hal kecil yang manis seperti ini.



Ya Tuhan, kupikir aku telah jatuh cinta . . .





----------------- updating -----------------




Ketika Kalbu Menyeruak

Tanggal 30 Agustus 2012


Semalam baru saja makan malam sederhana bersama pujaan hati. Dia terlihat menawan dengan pilihan baju kerja yang saya berikan sebagai kado lebaran. Meski wajahnya terlihat sedikit lelah, saya - dengan ego - berterima kasih kepada pilihan hatinya untuk memilih hadir dan bantuan dari alam semesta bahwa ia tiba dilokasi setengah jam saja dari kantornya, tanpa kekurangan suatu apapun.

Kali ini, ia mengundang saya secara terbuka untuk hadir diperhelatan acara kantornya yang menggelar pertunjukan wayang kulit pada akhir pekan nanti. Beberapa tamu penting akan berada disana sebagai tamu terhormat bersama dengan ribuan penonton umunnya, termasuk saya dan seorang sahabat karib saya yang ingin saya kenalkan padanya, dengan ijinnya.

Beberapa hari lalu, ia dengan sadar membalas teks pesan elektronik saya yang membuat remuk hati. 


" Saat ini saya hanya ingin berteman Luiji "
Luiji adalah nama panggilan sayang dia kepada saya

" Saya takut terikat "

" Akhirnya malah membuat kita musuhan kalau pacaran "

" Saat ini jalani saja seperti ini dulu "

" Saya kan ada disisi kamu, walau dengan pemahaman berbeda, aku ada disisi gelap kamu, biarlah disisi terang kamu diisi dengan yang lain "


Saya

Merasa ditolak.

Merasa kurang berharga.

Tidak diinginkan untuk hadir disana, disini.

Didalam sini.

Bagai lembaran kertas kenangan yang tersulut api diam- diam.

Dimulai dari tepian potongan.

Hingga habis terlalap seluruhnya.

Otak tak mampu menganalisa.

Kepala tidak diciptakan untuk mengerti sebuah hati.

Tapi . . . .

Aku ikhlas sayang

karena pernah disuatu ketika

tambatan hati kuminta  bersumpah  

atas bukti cintanya padaku

seseorang, 

bukan kamu

dibawah langit yang gerimis

bersumpah mencintaiku diiringi bunyi petir menggelegar

seolah- olah langit membantunya menyerukan

itu adalah hari terbaik dalam seumur hidupku

Aku

akhirnya tidak sendiri

terbelah dua

saling mengiringi

sebelum akhirnya terpisahkan jua

oleh

hukum ketidak kekalan

dia yang memilih pergi

bukan  musabab drama pengkhianatan

tapi karena sebuah hati

yang selalu berubah sesuai hakiki

mengikuti kondisi

dan beradaptasi

memilih untuk pergi

Jadi,

kuikhlaskan kali ini

disudut hati

terselubung sebuah kabut

aku . . . 

pengecut


Malam itu, dia menelepon saya, berbasa- basi, mengecek kondisi sebuah hati yang terlatih untuk menutupi, saya tidak dalam kondisi baik- baik saja, dan instingnya berhasil menuntunnya kerumah saya malam itu.

Bahasa hati

Telepati

Tanpa abjad dan kata- kata

Monolog

Diakhir keesokan malamnya, dia kembali mengirim teks elektronik pada saya :


" Saya sedang berusaha menjadi teman diterangmu "


Dan kehadiran ia malam ini menjawab kepada diriku banyak hal. Sesuatu yang tidak dimengerti sebuah kepala, hanya dimengerti oleh sebuah hati. Hatiku dan hatinya. Persekongkolan antara hati kita berdua dan alam semesta raya. Yang berbisik kepada kita berdua, dengan malu- malu.

Terasa tidak sayang ?

- Luiji -




----------------- updating -----------------


Habis Gelap Terbitlah Terang

Tanggal 2 September 2012


Malam ini

Sesuatu yang tidak saya pertimbangkan masak- masak

Taruhan hati berdasarkan insting semata

Setelah makan malam ditenda tepi jalan bersama dirinya

Ia

Aku ajak dan meminta ia untuk membaca seluruh barisan blog ini

Tanpa tendensi apa- apa

Impulsif

Telanjang


Dan ini adalah barisan teks elektronik asli antara diriku dan dirinya. Orisinil. Sebuah review atas semua. Akhir dari bab penulisan " Mengenai Kalajengking Istimewa Dean ". Terima kasih kepada semua yang sudah membaca.




Begitulah sifat Kalajengking istimewaku

Kami

Tidak sendiri lagi

..................................

- Terima Kasih Semesta Raya -