Senin, 01 Agustus 2011

Upgraded Helper New Version

1 Agustus 2011

Saya baru saja menonton tayangan National Geographic mengenai seluruh tatanan ide dan eksekusi Bom Bali yang dirancang dan dijalankan oleh para teroris terkutuk. Tayangan selama 2 jam melalui televisi satelit ini berhasil menginspirasi saya untuk menambah kekuatan dan kemampuan para pekerja sosial dilapangan.

Tak bisa disangkal bahwa komitmen, dedikasi, pengetahuan, ketajaman dalam berfikir dan kecepatan dalam bergerak halus tanpa pengawasan sangat membantu para teroris untuk menjalankan misinya. Seluruh adegan mimpi buruk yang kita tonton melalui tayangan telivisi dan internet selama ini menjadi bukti otentik akan betapa efisiennya mereka dalam bekerja.

Bagaimana kalau kita berhasil mengadopsi skill- skill diatas yang saya sebutkan dan mengimplementasikannya kepada para relawan sosial berdasarkan kepada asas kepedulian, kasih sayang dan belas kasihan? Semua akan menjadi terbalik 180 derajat saya kira. Kita akan punya sekumpulan pasukan yang mampu menolong sesama tanpa haus akan dielu- elukan, kemampuan untuk mengambil keputusan yang paling efisien dalam keadaan genting serta daya kemampuan untuk bertahan melakukan pekerjaan mulia ini secara continue dan tidak terputuskan.

Pikiran mengenai menambah daya guna dan kualitas para relawan ini tidak tercetus begitu saja. Saya adalah seorang anak Indonesia yang besar di era perang saudara, bencana alam seperti banjir, gunung meletus dan yang paling fenomenal : Tsunami. Berapa banyak dari kita yang tahu persis apa yang harus kita lakukan pada saat- saat genting seperti yang saya sebutkan diatas? Saya pikir mayoritas dari kita akan bereaksi berdasarkan intuisi dan bukan berdasarkan pengetahuan. Saya sering diberitahu dan diajarkan bahwa mengetahui secara sedikit lebih mendetail terhadap hal- hal remeh akan membuat perbedaan yang cukup signifikan terhadap perbedaan anda akan tetap hidup atau anda akan mati.

Diawal 2011 dan di hampir pertengahan 2011, Ibu pertiwi serta khayalak dunia dibuat terperanjat akan adegan manusia yang terpanggang menjadi kerupuk dalam bencana Gunung Merapi dan evakuasi korban Tsunami di Jepang. Di saat menyedihkan seperti itu, saya harus membalas beberapa email dari para relawan, dari mereka- mereka yang peduli terhadap korban diluar sana. Pertanyaannya sebenarnya sederhana : " Apa yang bisa kita lakukan ? " dan menjadi skenario ironis yang tidak menyenangkan buat diri saya sendiri bahwa saya harus menjawab bahwa hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah menyumbangkan sedikit sedekah sambil mendoakan yang terbaik bagi para korban.

Dari hasil analisa sederhana saya, saya menyimpulkan bahwa sebenarnya terdapat cukup banyak jumlah orang diluar sana yang benar- benar peduli, berempati dan ingin melakukan sesuatu, tetapi mereka bingung harus memulai darimana.

Jadi saya corat- coret sendiri pada beberapa lembar kertas untuk menuangkan ide- ide apa saja pengetahuan yang bisa bermanfaat bagi banyak orang, sekaligus menambah nilai kualitas bagi para relawan pekerja sosial yang tergabung didalam komunitas bernama Helping dan mereka disebut Helper.



1. Kemampuan Untuk Bekerja Dalam Team

2. Mampu Melaksanakan P3K

3. Kemampuan Untuk Mengevakuasi Korban Bencana

4. Mampu untuk Bertahan Hidup - Basic Wildlife Skills 



Dengan memiliki setidaknya empat kemampuan diatas, para helper diharapkan mampu bekerja layaknya teroris yang telah dimodifikasi untuk menolong sesama dan bukannya mencelakakan umat manusia. Mereka menjadi mengerti tindakan apa yang harus dilakukan disaat- saat bencana nasional melanda. Mereka menjadi mengerti bagaimana cara- cara terbaik merawat orang sakit dan korban bencana. Mereka mampu menggunakan alat- alat P3K dan atau mereka mampu menuntun manusia lain agar mampu bertahan hidup disaat- saat yang tidak kita harapkan untuk terjadi.

Apabila dimasa depan suatu bencana yang tidak kita inginkan terjadi, maka para helper ini siap untuk diaktifkan guna melakukan pekerjaan mulianya, tanpa membahayakan keselamatan diri mereka sendiri karena kita telah membekali ilmu yang tepat bagi mereka.

Untuk mewujudkan ide ini, saya memaksa diri saya sendiri untuk masuk lebih dalam ketempat yang gelap, tidak menyenangkan dan agak mengerikan untuk saya pelajari. Dunia teroris, bagaimanapun mempunyai poin lebih untuk kemampuan mereka yang diatas rata- rata manusia waras lainnya. Yang sayangnya dimanfaatkan untuk jalan lain yang jauh dari cita- cita Helping. 

Seandainya mereka disini berjalan bersama- sama kita semua ...

Salam hangat,












Tidak ada komentar:

Posting Komentar